Catatan ini aku buat karena tidak sengaja melihat sebuah blog. Dalam blog itu dituliskan tentang “Filosofi Kacamata Kuda dalam Berkarya”. Wah menarik nih, langsung aku mencari sumber apa saja yang bisa aku buat untuk menuliskan catatanku sendiri.
Nggak narsis kalau nggak Anif, nggak hidup kalau nggak lebay! Akhirnya ideku mempir ke sebuah website yang membahasa tentang karakter zodiak dan karakter shio. Bejibun lah disana dituliskan, si aries sifatnya gini, gitu, de el el, si kelinci sifatnya begono, begini, de el el! Nah, begitu aku menemukan karakter zodiak-ku “capricorn” dan shio-ku “kuda api”, sebuah ide langsung terbesit untuk aku tuangkan dalam sebuah catatan di facebook. Namun, ternyata ada seseorang yang agak salah menafsirkan catatanku, akhirnya aku memperbaikinya sekarang, supaya tidak ada lagi ganjalan.
Dimulai dari menyimak karakter tentang capricorn dan kuda api ya, sekali lagi ini hanya sebuah have fun bagiku dimana membaca dan seringkali merenungi sifat-sifat dari zodiak dan shio. Kalau masalah percaya atau nggak sih, aku berfikir lain...hidup bukan dari ramalan bintang!
“Para capricorn sangat teguh. Kambing jantan selalu berkeinginan untuk mencapai dan mengusahakan sesuatu. Mereka memiliki keinginan yang kuat dan biasa digunakan untuk mencapai rasa aman. Mereka sangat mantap dalam mengambil langkah seperti layaknya Kambing Gunung. Kapasitas kerja dan keyakinannya sangat besar. Mereka penuh waspada dan jarang meminta bantuan dari orang lain. Mereka suka mengerjakan segala sesuatunya sendiri. Mereka suka menjadi budak bagi diri mereka sendiri dan tidak percaya dengan orang lain dalam mengerjakan tugasnya. Pribadinya sangat sensitif dan sangat membutuhkan penghargaan dari orang lain. Capricorn memiliki kemantapan untuk mencapai tujuan. Pantang menyerah sampai titik darah penghabisan. Kemampuannya dalam hal berencana, digabung dengan kekuatan, stamina dan etika kerja yang kuat selalu membawa mereka menjadi pemenang. Sikapnya yang persuasif memudahkannya mendapatkan dukungan dari orang lain.”
“Shio kuda atau , orang yang lahir pada tahun ini bersifat periang, cukup populer di lingkungannya, dan memiliki daya tangkap yang cepat. Kuda memiliki daya tarik tersendiri yang terletak pada semangat hidup yang dipancarkannya. Pendekatannya hangat dan "membumi". Di samping itu ia suka berbicara dan biasanya mudah bergaul. Ia adalah pribadi yang suka mengandalkan diri sendiri. Segi negatifnya, wataknya yang berubah-ubah kadangkala menjadikannya suka naik darah, bertindak gegabah, atau bersikap semau gue”.
Dari kedua uraian diatas, aku menjadi merenungi diri sendiri. Apakah benar karakterku seperti hal tersebut? Bukan bermaksud percaya atau syirik pada hal-hal tersebut, tapi aku mencoba berfikir sesuatu yang positif dari hobiku yang suka baca-baca tentang zodiak atau ramalan bintang. Tidakkah kita mencoba berfikir, orang-orang Cina dan para ahli astrologi di zaman yunani, tentunya tidak sembarangan untuk menuliskan karakteristik diatas. Bagiku ini seperti juga kepercayaan orang Jawa, “Bocah sing wetone jumlahe 16 kuwi biasane rejekine luwih gedhe soko bocah sing wetone 12”. Kenapa orang jawa bisa berfikir demikian, kenapa orang Cina bisa menyimpulkan karakter shio demikian, kenapa zodiak capricorn juga demikian? Itu karena kebiasaan, biasanya mereka memiliki sifat dan nasib yang demikian. Cukup sampai disini aku menyinggung masalah ini dengan hal agama. Ini hanya sebagai sebuah ulasan, bahwasanya aku tidak berusaha untuk mempercayai semua zodiak dan shio untuk diterapkan dalam hidupku.
Sebagai kelanjutannya, aku hanya mencoba merenungi bahwasanya, kenapa sih aku nggak mencoba merefleksikan sesuatu yang positif tentang zodiak dan shio-ku. Mencoba untuk menggali sesuatu yang berguna dari karakter kuda api dan karakter kambing gunung. Kalau secara umum sekarang ya, mana ada kuda api? Tapi ada kuda kan? Apa yang terlintas di pikiran kita soal kuda? Kalau dipikiranku, “ Tuh kuda kagak ada capeknya ya, disuruh lari sana-sini narik gerobak!” ( Di tempatku sering lihat andong yang ditarik kuda, ^_^)
Terus apa sih yang terlintas di pikiran kita soal kambing gunung? Hm..... bukan kambing yang diternakkan di gunung ya? Tapi kambing gunung adalah salah satu kambing yang mempunyai kebiasaan dan kemampuan untuk naik ke atas gunung mencari makan. Hidupnya sih nggak ada yang di Indonesia, di sekitar mana ya...?Lupa!(Sumbernye kurang, hihihi). Kebayang nggak, kambing yang biasanya ada di kandang-kandang, sekarang dengan sigap nyari makan sendiri, ke atas gunung pula. Wah, itu perlu tekad yang sangat kuat, semangat yang berdedikasi tinggi. Sebagai contoh, “Aku saja kecapekan naik ke puncak Ungaran. Just Ungaran, lho! Kalau anak-anak yang suka naik gunung bilang. Tapi berkat semangat dari temen-temenku aku bisa, bukan lagi Just Ungaran! Tapi, Woow....Ungaran lho!”
Balik lagi ke catatanku yang sekarang sudah tambah acakadut! Yah, dari berfikir tentang karakter hewan yang menurutku-tangguh tersebut, kita jadi bisa mengambil sebuah makna dan bisa memakainya menjadi sebuah filosofi, filosofi kuda dan kambing gunung. Ini yang paling ingin aku tekankan, daripada sekedar mempercayai zodiak atau shio. Dari hobi iseng baca zodiak, kita bisa menggali sesuatu yang bagus, memiliki filosofi seperti kuda api atau kambing gunung. Sudah semestinya kita tangguh, kuat, percaya diri, memiliki semangat tinggi dan penuh dedikasi dalam menghadapi hidup ini. Kambing gunung dan kuda api saja bisa, kenapa kita tidak????! Tidak perduli mau zodiak kita gemini yang katanya ‘kalau cowok agak gimana githu...” nggak peduli shio kita “kelinci” atau apa lah! Sudah seharusnya kita memakai filosofi ketangguhan dalam hidup kita. Karena apa, karena bakalan ada seribu onak berduri, jalan penuh kerikil tajam, dan juga tantangan, hambatan, dan terjangan badai kehidupan di depan sana.
Nah, kalau dalam berkarya, kita bisa menggunakan filosofi kacamata kuda. Lurus saja, mentok, dengarkan saja arahan sang kusir yang akan membantu kita melewati jalanan yang keadaannya bagaimanapun bentuknya. Terus saja melangkah, terus saja berkarya, jangan mendengarkan orang-orang yang selama ini hanya menjadi sandungan dalam hidup. Omongan sumbang mereka anggap seperti angin lalu, toh kita sudah pakai kacamata kuda kan?( kecuali kritik, saran, dan pujian yang membangun, hehehehe). Dan ketika dalam karya kita, dalam prosesnya kita menghadapi kesulitan, pakailah filosofi kuda api dan kambing gunung, “Tetap tangguh! Semangat yang tinggi dan jangan menyerah!”
Dengan begitu, kita akan tahu tentang makna perjuangan hidup meski dalam prosesnya kita memaknainya dari karakter seekor hewan. Demikian tulisanku yang tanpa EYD yang jelas, tanpa editan, dan tanpa persiapan yang matang. Pada akhirnya, terimakasih sudah membaca kawan, dan bersiaplah anda semakin tangguh dalam berkarya mulai saat ini!